![]() |
| sumber cover: childrenbooks.about.com |
Judul
Novel : The Giver
Penulis : Lois Lowry
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit : 2014
Tebal
: 230 Halaman
Bagaimanakah
rasanya menjalani kehidupan di dunia
yang menuntut keteraturan di setiap aspek kehidupan? Dunia tanpa gejolak rasa. Dunia yang membatasi kebebasan memilih dan menikmati keindahan. Dunia
yang monoton....
Jonas,
anak lelaki yang akan menjadi Dua Belas mulai dilanda rasa takut di dalam
dunianya yang sempurna. Rasa takut tersebut muncul seiring semakin dekatnya
upacara penugasan yang menjadi penentu bagi peran Jonas di Komunitas. Dirinya
terpilih untuk menjadi Sang Penerima. Penerima segala macam ingatan akan rasa
sakit, takut, serta kebahagiaan yang tidak pernah Jonas alami sebelumya. Untuk
itu, Jonas perlu melakukan latihan Sang Pemberi yang memberikan seluruh
ingatannya kepada Jonas. Namun siapa sangka, ingatan tersebut dapat membuka
sebuah kebenaran yang selama ini disembunyikan oleh Tetua Komunitas.
Semakin banyak ingatan yang diterima Jonas, semakin besar rasa ketidakpercayaan Jonas terhadap dunianya yang sempurna. Rasa penasaran yang semakin besar mulai timbul di benak Jonas bagaikan deburan ombak yang bertubi-tubi. Untuk itu, ia mulai mencari asal dari segala ingatan yang diterima dari Sang Pemberi. Mencoba mengungkap kebenaran yang diselimuti oleh kebohongan. Menelusuri jejak asal mula dari semua rasa dan asa yang ada dan meninggalkan dunianya yang nyaman untuk pergi ke Tempat Lain....
The
Giver menceritakan mengenai seorang anak yang hidup dalam zona nyaman dan aman serta
dibatasi oleh berbagai macam aturan. Bagaimana orang dewasa berperan dalam
menentukan pilihan hidup sang anak. Serta keberanian yang dimiliki sang anak
untuk dapat bertualang ke tempat baru. Tempat yang ia yakini dapat memberikan semua
jawaban atas rasa penasaran yang dimiliki.
Novel
ini secara tidak langsung menceritakan pengalaman hidup yang dialami oleh sang
penulis. Kita diajak untuk menyelami kehidupan sang penulis melalui untaian
kalimat yang tertuang dengan indah. Secara keseluruhan novel ini memiliki
penggambaran yang cukup jelas mengenai kehidupan sempurna yang diinginkan semua
orang. Membawa pesan yang dapat menjadi refleksi diri apakah kita sudah cukup
berani untuk melangkah lebih jauh, meninggalkan rasa nyaman dan aman. Mendorong
kita untuk berani mengambil keputusan yang kita yakini itu adalah sebuah
kebenaran. Serta menyadarkan kita akan abadinya sebuah memori.
Kelebihan
yang juga dapat menjadi kekurangan dari novel ini adalah akhir yang
menggantung. Di satu sisi, kita dapat dengan bebas menentukan akhir cerita
sesuai dengan apa yang kita anggap
benar. Namun di satu sisi, kita dilanda rasa penasaran yang hebat mengenai
akhir petualangan Jonas dalam menemukan kebenaran yang ia yakini.

No comments:
Post a Comment