Monday, October 20, 2014

RESENSI THE GIVER

sumber cover: childrenbooks.about.com


Judul Novel     : The Giver

Penulis             : Lois Lowry

Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit   : 2014

Tebal                : 230 Halaman








Bagaimanakah rasanya  menjalani kehidupan di dunia yang menuntut keteraturan di setiap aspek kehidupan? Dunia tanpa gejolak rasa. Dunia yang membatasi kebebasan memilih dan menikmati keindahan. Dunia yang monoton....



Jonas, anak lelaki yang akan menjadi Dua Belas mulai dilanda rasa takut di dalam dunianya yang sempurna. Rasa takut tersebut muncul seiring semakin dekatnya upacara penugasan yang menjadi penentu bagi peran Jonas di Komunitas. Dirinya terpilih untuk menjadi Sang Penerima. Penerima segala macam ingatan akan rasa sakit, takut, serta kebahagiaan yang tidak pernah Jonas alami sebelumya. Untuk itu, Jonas perlu melakukan latihan Sang Pemberi yang memberikan seluruh ingatannya kepada Jonas. Namun siapa sangka, ingatan tersebut dapat membuka sebuah kebenaran yang selama ini disembunyikan oleh Tetua Komunitas. 


Semakin banyak ingatan yang diterima Jonas, semakin besar rasa ketidakpercayaan Jonas terhadap dunianya yang sempurna. Rasa penasaran yang semakin besar mulai timbul di benak Jonas bagaikan deburan ombak yang bertubi-tubi. Untuk itu, ia mulai mencari asal dari segala ingatan yang diterima dari Sang Pemberi. Mencoba mengungkap kebenaran yang diselimuti oleh kebohongan. Menelusuri jejak asal mula dari semua rasa dan asa yang ada dan meninggalkan dunianya yang nyaman untuk pergi ke Tempat Lain....

The Giver menceritakan mengenai seorang anak yang hidup dalam zona nyaman dan aman serta dibatasi oleh berbagai macam aturan. Bagaimana orang dewasa berperan dalam menentukan pilihan hidup sang anak. Serta keberanian yang dimiliki sang anak untuk dapat bertualang ke tempat baru. Tempat yang ia yakini dapat memberikan semua jawaban atas rasa penasaran yang dimiliki.

Novel ini secara tidak langsung menceritakan pengalaman hidup yang dialami oleh sang penulis. Kita diajak untuk menyelami kehidupan sang penulis melalui untaian kalimat yang tertuang dengan indah. Secara keseluruhan novel ini memiliki penggambaran yang cukup jelas mengenai kehidupan sempurna yang diinginkan semua orang. Membawa pesan yang dapat menjadi refleksi diri apakah kita sudah cukup berani untuk melangkah lebih jauh, meninggalkan rasa nyaman dan aman. Mendorong kita untuk berani mengambil keputusan yang kita yakini itu adalah sebuah kebenaran. Serta menyadarkan kita akan abadinya sebuah memori.

Kelebihan yang juga dapat menjadi kekurangan dari novel ini adalah akhir yang menggantung. Di satu sisi, kita dapat dengan bebas menentukan akhir cerita sesuai dengan apa yang kita anggap benar. Namun di satu sisi, kita dilanda rasa penasaran yang hebat mengenai akhir petualangan Jonas dalam menemukan kebenaran yang ia yakini.
 

No comments:

Post a Comment